Jumat, 10 Desember 2010

Pendidikan HIV/AIDS Akan Masuk Kurikulum Sekolah

Pendidikan berperan penting dalam memberikan informasi yang benar tentang HIV/AIDS. Untuk itu, penyampaian informasi tentang HIV/AIDS melalui kampanye di sekolah harus lebih digalakkan. Tujuannya adalah untuk mencegah merebaknya HIV/AIDS di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional (Dirjen PNFI Kemdiknas) Hamid Muhammad, selaku Ketua Pelaksana Peringatan Hari AIDS Sedunia 2010, seusai membuka Pameran Stand Sosialisasi dan Edukasi Upaya Pencegahan HIV dan AIDS di Kemdiknas, Jakarta, Selasa (30/11/2010).
Hamid menyampaikan, tema peringatan Hari AIDS Sedunia tahun 2010 adalah tentang  pendidikan. Artinya, lebih banyak upaya memberikan informasi, sosialisasi, dan edukasi kepada anak didik mulai dari usia sekolah sampai perguruan tinggi. "Target kami tahun 2010 ini memberikan sosialisasi yang benar kepada kelompok anak usia 15-24 tahun," katanya.
Hamid mengatakan, berdasarkan data UNESCO, kelompok usia 15-24 merupakan kelompok rentan terhadap HIV/AIDS. Karena itu, sosialisasi dan edukasi menjadi sangat penting. Dia menyebutkan, sosialisasi di perguruan tinggi dilakukan di lima wilayah yaitu DKI Jakarta, Bandung, DI Yogyakarta, Surabaya, dan Malang. "Kita berharap kelompok siswa maupun mahasiswa betul-betul bisa merata mendapatkan informasi yang benar tentang HIV/AIDS.
Menurut dia, pemerintah saat ini sedang mengkaji kurikulum. Materi tentang HIV/AIDS akan diintegrasikan ke dalam kurikulum di sekolah sampai perguruan tinggi. Namun, implementasinya tidak dalam bentuk mata pelajaran tersendiri, tetapi terintegrasi ke dalam beberapa mata pelajaran seperti biologi , pendidikan jasmani, dan yang relevan. "Di beberapa tempat sekolah sudah jalan, tetapi masih terbatas. Harapannya nanti akan kita integrasikan baik di pendidikan formal maupun nonformal," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar